Total Tayangan Halaman

Kamis, 11 April 2013

perilkau manusia




KONSEP PERILAKU MANUSIA

Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal  114).

A. Manusia menurut aliran psikoanalisis
Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya (homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah.
Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu:
a.  Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan  pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian:
i).  Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros)
ii). thanatos – insting destruktif dan agresif
b.  Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah    mediator antara  hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas
c. Super ego,  yaitu unsur yang  menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar.
Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalh merupakan interaksi antara  komponen biologis / unsur hewani (id), komponen psikologis / unsur akal rasional (ego) dan komponen sosial / unsur moral (super ego ); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai).

B. Manusia menurut  aliran behaviorisme
            Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”.  Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir  artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman.  Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience).
            Konsep  perilaku manusia di atas oleh salah tokoh aliran ini Ivan Pavlov disempurnakan dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang  terkondisi atau bersifat netral  dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan.Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan kelak.  Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan benci terhadap majalah.







Gb. Eksperimen Pavlov (1900)
 
 


            Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh Skinner dengan metode yang disebut  operant conditioning (pelaziman operan).
Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya.  Menurut Skinner, pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu :
a)  Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan peneguhan negatif.
·         Peneguhan Positif (Positive Reinforcement)
Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu tingkahlaku  dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai Peneguhan Positif.
Contoh: Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya diberikan bonus. Maka ia kan meningkatkan kinerjanya pada masa berikutnya
·         Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement)
Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan keadaan tidak mengenakan dan akan dihindari secara berkali-kali disebut sebagai  peneguhan negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak atau mengurangi keadaan yang negatif.
b)   Denda (punishment)
Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak  yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk bermain bola  dengan teman-temannya sehingga ia akan menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat bermain bola lagi.
Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini dikemukankan oleh Albert Bandura  yang mengatakan salah satu sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku yang diterima dan tidak diterima tersebut berbentuk :
a) berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain,
b) berbeda antara individu,
c) berbeda menurut situasi.
Dengan demikian, pembelajaran sosial tidak hanya melibatkan mempelajari tingkahlaku yang diterima tetapi juga tingkahlaku tidak diterima.

Mengapa Manusia Meniru?
Orang meniru kerana apa yang dilakukan membawa kepuasan atau ganjaran, yaitu peneguhan. Bagaimana peneguhan terwujud terdiri atas 3 jenis :
  1. Peneguhan Secara Langsung - Individu mendapat ganjaran seperti pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan. Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan mengulangi tingkahlaku tersebut.
  2. Peneguhan Mandiri - Individu meniru bukan kerana ingin dipuji tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri,  misal seorang pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji oleh pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa diapun bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini memberi kepuasan kepadanya.
  3. Peneguhan Vikarius - Individu mendapat kepuasan secara tak langsung dengan meniru orang lain. Individu yang memperhatikan orang lain mendapatkan kepuasan atau ganjaran karena meniru model, iapun berbuat demikian karena ingin mendapat peneguhan yang sama. misal. Seorang pelajar memperhatikan rekannya dipuji oleh gurunya karena menyelesaikan tugas dengan cepat maka mungkin pada waktu lain ia akan berbuat demikian kerana dia menyangka akan menerima pujian yang sama.

C. Manusia menurut  aliran psikologi kognitif
            Manusia dalam konsepsi  psikologi kognitif adalah mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif dalam merespon lingkungannya  serta berusaha memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungannya.
            Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif melalui proses mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi  dan mencari  makna. Jadi manusialah yang menentukan makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri.
Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran psikologi Gestalt di awal abad XX. Para psikolog Gestalt, seperti juga kebanyakan psikoanalis, adalah orang-orang Jerman: Meinong, Ehrenfels, Kohler, Wertheimer, dan Koffka. Menurut mereka, manusia tidak memberikan respons kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap dulu "pola" stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna. Mula-mula psikologi Gestalt hanya menaruh perhatian pada persepsi obyek. Beberapa orang menerapkan prinsip-prinsip Gestalt dalam menjelaskan perilaku sosial. Di antara mereka adalah Kurt Lewin, Solomon Asch, dan Fritz Heider
            Beberapa teori perilaku menurut aliran ini adalah  teori dari Kurt Lewin yang mengatakan bahwa perilaku manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan produk dari berbagi gaya yang mempengaruhinya secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi antara Persons ( diri orang) dengan Enviroment (lingkungan psikologisnya).
            Teori lain dari aliran ini mengatakan bahwa manusia adalah pencari konsistensi kognitif (consistency seeker ). Manusia merupakan mahkluk yang mejaga keajegan dalam sistem kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaan dengan perilaku.  Asumsi ini melahirkan teori yang disebut denga disonansi kognitif artinya  manusia akan akan mencari informasi yang mengurangi  disonansi ( ketidakcocokan antara dua kognisi). Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan dengan keyakinannya maka ia akan menolak, meragukan sumbernya, menacri konsonan atau mengubahnya.
Walaupun psikologi kognitif sering dikritik karena konsep-konsepnya sukar diuji, psikologi kognitif telah memasukkan kembali "jiwa" manusia yang sudah dicabut oleh behaviorisme. Manusia kini hidup dan mulai berpikir. Tetapi manusia bukan sekadar makhluk yang berpikir, ia juga berusaha menemukan identitas dirinya dan mencapai apa yang didambakannya. Sampai di sini, psikologi kognitif harus memberikan tempat dan waktu buat "penceramah" berikutnya: psikologi humanistik.



D. Manusia menurut  aliran psikologi humanistic

            Manusia menurut konsepsi psikologi humanistik adalah mahkluk  aktif alam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens). "Humanistic psychology'is not just the study of 'human being- it is a commitment to human becoming, "tulis Floyd W. Matson (1973:19) yang agak sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.  Pada asumsi aliran ini manusia dipandang berada dalam dunia kehidupan ( berupa the I (aku), me (Ku), my self (diriku)) yang dipersepsi dan diinterprestasi secara subjektif. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya.
Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33):
1) Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di mana dia -- sang Aku, Ku, atau diriku (the I, me, or myself) - menjadi, pusat: Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi rnanusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomenal (phenomenal field). Medan keseluruhan pengalarnan subjektif seorang manusia, yang terdiri dari pengalaman-pengalaman Aku dan Ku dan pengalaman yang "bukan aku".
2) Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
3) Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dasarnya -- ia bereaksi pada "realitas" seperti yang dipersepsikan olehnya dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
4) Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri --- berupa penyempitan dan pengkakuan (rigid ification) persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
5) Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta rnemilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.

PERILAKU MANUSIA

Perilaku berdasar akumulasi dari sekian banyak teori dan aliran           
Dari uraian tentang konsepsi manusia menurut beberapa aliran dalam psikologi maka dapat disimpulkan secara umum  bahwa  perilaku atau aktivitas yang ada pada diri manusia (individu / organisme) tidak timbul dengan sendirinya tetapi akibat dari rangsangan (stimulus) yang diterima organisme bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun prosentase terbesar perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor stimulus eksternal. Oleh karenanya hubungan antara stimulus, organisme dan perilaku dalam bentuk respon diformulasikan dalam bentuk S-O-R (stimulus-organisme-respons). Ini berarti bahwa dalam memberikan respon organisme ikut aktif  ambil bagian.  Pendapat lain dalam meformulasikan hubungan natar stimulus dan respon disampaikan oleh Kurt Lewin dalam bentuk B = f (E,O) atau Behavior, fungsi, Enviroment, Organisme. Pada formulasi ini dijelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan organisme yang bersangkutan. Sedangkan Bandura memformulasikan perilaku dalam bentuk sbb :


 






B: Behavior, E : enviroment dan P : Person. Formulasi Bandura menerangkan bahwa perilaku, lingkungan dan individu saling berhubungan atau berinteraki satu sama lain bahkan saling mempengaruhi. Ini berarti bahwa individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri.

Jenis Perilaku
Skinner membedakan perilaku menjadi dua bagian yaitu :
a.    Perilaku Alami ( innate behavior ) yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir  berupa refleks dan insting. Contoh dari perilaku ini adalah; gerakan refleks atau spontan ketika tangan terkena panas api, kedipan mata bila kena cahaya yang kuat. Perilaku ini secara otomatis digerakkan tanpa melalui pusat  susunan syaraf. Jadi reson akan timbul seketika setiap terkena stimulus otomatis.

b.    Perilaku Operan (operant behavior) adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku jenis ini dikendalikan oleh pusat syaraf atau kesadaran otak. Pada kaitan ini setelah stimulus diterima, kemudian dilanjutkan ke otak. Perilaku jenis ini lebih dominan dibanding perilaku alami.

Pembentukan Perilaku
a.    Pembentukan perilaku melalui kondisioning (kebiasaan)
Perilaku dapat dibentuk melalui  membiasakan diri dengan untuk berperilaku seperti yang diharapkan.
Misal ; bangun pagi, menggosok gigi dans sebagainya
b.    Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Perilaku ini dibentuk dengan belajar kognitif disertai dengan pengertian
c.    Pembentukan perilaku menggunakan model
Perilaku yang terbentuk dengan menggunakan contoh atau model. Pembentukan perilaku disini dengan cara teori belajar sosial (social learning theory) Misal umumnya seorang anak berperilaku mencontoh orang tuanya.

Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
* Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
* Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar