KONSEP PERILAKU MANUSIA
Perilaku
(manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114).
A. Manusia menurut
aliran psikoanalisis
Manusia
menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund
Freud ini adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang
terpendam dalam jiwanya (homo Volens).
Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, Fokus
aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagiannya
yang terpisah.
Menurut aliran
ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam
kepribadian manusia yaitu:
a.
Id, yaitu
bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia
merupakan pusat insting yang bergerak
berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat
egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat
hewani yang terdiri dari dua bagian:
i). Libido
- insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan
kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros)
ii). thanatos – insting destruktif dan
agresif
b.
Ego, berfungsi
menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional
dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat
hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip
realitas
c. Super ego,
yaitu unsur yang menjadi polisi
kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga
sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur
masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak
berlainan dibawah alam sadar.
Dari hal
tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalh merupakan
interaksi antara komponen biologis /
unsur hewani (id), komponen
psikologis / unsur akal rasional (ego)
dan komponen sosial / unsur moral (super
ego ); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai).
B.
Manusia menurut aliran behaviorisme
Manusia
menurut aliran ini adalah homo mechanicus
atau perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai
hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari
sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai
kertas putih atau meja lilin ketika lahir
artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang
menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman. Secara singkat maka aliran ini menekankan
bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada
pengalaman inderawi (sensory experience).
Konsep perilaku manusia di atas oleh salah tokoh
aliran ini Ivan Pavlov disempurnakan
dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia
disebabkan adanya stimuli yang
terkondisi atau bersifat netral
dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan
bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan
pemberian sesuatu rangsangan.Untuk menggambarkan metode ini oleh
Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang
dikondisikan dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen
tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu
keluar sebagai “hasil belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan
makanan yang akan diberikan kelak.
Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan
orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan
benci terhadap majalah.
|
Konsep
tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh Skinner dengan metode yang disebut
operant conditioning (pelaziman
operan).
Metode ini menerangkan bahwa apabila
organisme menghasilkan sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang
diterima disekitarnya. Menurut Skinner,
pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu :
a) Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam
peneguhan positif dan peneguhan negatif.
·
Peneguhan Positif (Positive Reinforcement)
Rangsangan
yang bisa menambahkan pengulangan suatu tingkahlaku dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai
Peneguhan Positif.
Contoh:
Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya diberikan bonus. Maka ia kan meningkatkan
kinerjanya pada masa berikutnya
·
Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement)
Bila ada
rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan keadaan tidak mengenakan dan akan
dihindari secara berkali-kali disebut sebagai
peneguhan negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang
dapat mengelak atau mengurangi keadaan yang negatif.
b) Denda (punishment)
Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon
tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang
untuk bermain bola dengan teman-temannya
sehingga ia akan menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat
bermain bola lagi.
Perilaku manusia menurut
aliran ini semakin diperkuat dengan Social
Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini dikemukankan oleh Albert Bandura yang mengatakan salah satu sifat manusia
ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang
diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku
yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku yang diterima dan tidak diterima
tersebut berbentuk :
a) berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain,
b) berbeda antara individu,
c) berbeda menurut situasi.
Dengan demikian,
pembelajaran sosial tidak hanya melibatkan mempelajari tingkahlaku yang
diterima tetapi juga tingkahlaku tidak diterima.
Mengapa Manusia Meniru?
Orang meniru kerana apa
yang dilakukan membawa kepuasan atau ganjaran, yaitu peneguhan. Bagaimana
peneguhan terwujud terdiri atas 3 jenis :
- Peneguhan Secara Langsung - Individu mendapat ganjaran seperti pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan. Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan mengulangi tingkahlaku tersebut.
- Peneguhan Mandiri - Individu meniru bukan kerana ingin dipuji tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri, misal seorang pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji oleh pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa diapun bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini memberi kepuasan kepadanya.
- Peneguhan Vikarius - Individu mendapat kepuasan secara tak langsung dengan meniru orang lain. Individu yang memperhatikan orang lain mendapatkan kepuasan atau ganjaran karena meniru model, iapun berbuat demikian karena ingin mendapat peneguhan yang sama. misal. Seorang pelajar memperhatikan rekannya dipuji oleh gurunya karena menyelesaikan tugas dengan cepat maka mungkin pada waktu lain ia akan berbuat demikian kerana dia menyangka akan menerima pujian yang sama.
C.
Manusia menurut aliran psikologi
kognitif
Manusia dalam konsepsi
psikologi kognitif adalah mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan
mengolah stimuli yang diterimanya (homo
sapiens). Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif
dalam merespon lingkungannya serta
berusaha memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa manusia adalah organisme
aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungannya.
Logika
dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa jiwa manusia menafsirkan
pengalaman indrawi secara aktif melalui proses mencipta, mengorganisasikan,
menafsirkan, mendistorsi dan
mencari makna. Jadi manusialah yang
menentukan makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri.
Rasionalisme ini tampak jelas pada
aliran psikologi Gestalt di awal abad XX. Para
psikolog Gestalt, seperti juga kebanyakan psikoanalis, adalah orang-orang
Jerman: Meinong, Ehrenfels, Kohler, Wertheimer, dan Koffka. Menurut mereka,
manusia tidak memberikan respons kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah
organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum
memberikan respons, manusia menangkap dulu "pola" stimuli secara
keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna. Mula-mula psikologi Gestalt
hanya menaruh perhatian pada persepsi obyek. Beberapa orang menerapkan
prinsip-prinsip Gestalt dalam menjelaskan perilaku sosial. Di antara mereka
adalah Kurt Lewin, Solomon Asch, dan Fritz Heider
Beberapa
teori perilaku menurut aliran ini adalah
teori dari Kurt Lewin yang
mengatakan bahwa perilaku manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan
produk dari berbagi gaya
yang mempengaruhinya secara spontan. Gaya
tersebut oleh Lewin dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil
interaksi antara Persons ( diri orang) dengan Enviroment (lingkungan
psikologisnya).
Teori lain dari aliran ini
mengatakan bahwa manusia adalah pencari konsistensi kognitif (consistency
seeker ). Manusia merupakan mahkluk yang mejaga keajegan dalam sistem
kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini melahirkan teori yang disebut
denga disonansi kognitif artinya manusia
akan akan mencari informasi yang mengurangi
disonansi ( ketidakcocokan antara dua kognisi). Manusia bila bertemu
dengan informasi yang disonan dengan keyakinannya maka ia akan menolak,
meragukan sumbernya, menacri konsonan atau mengubahnya.
Walaupun psikologi kognitif sering
dikritik karena konsep-konsepnya sukar diuji, psikologi kognitif telah
memasukkan kembali "jiwa" manusia yang sudah dicabut oleh
behaviorisme. Manusia kini hidup dan mulai berpikir. Tetapi manusia bukan
sekadar makhluk yang berpikir, ia juga berusaha menemukan identitas dirinya dan
mencapai apa yang didambakannya. Sampai di sini, psikologi kognitif harus
memberikan tempat dan waktu buat "penceramah" berikutnya: psikologi
humanistik.
D.
Manusia menurut aliran psikologi humanistic
Manusia menurut konsepsi psikologi
humanistik adalah mahkluk aktif alam
merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens). "Humanistic
psychology'is not just the study of 'human being- it is a commitment to human
becoming, "tulis Floyd W. Matson (1973:19) yang agak sukar diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia.
Pada asumsi aliran ini manusia dipandang
berada dalam dunia kehidupan ( berupa the I (aku), me (Ku), my self (diriku))
yang dipersepsi dan diinterprestasi secara subjektif. Perilaku manusia berpusat
pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang
bersifat fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga
didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan
serta mengaktualisasikan dirinya.
Carl
Rogers
menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan
sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33):
1)
Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di mana dia
-- sang Aku, Ku, atau diriku (the I, me, or myself) - menjadi, pusat: Perilaku
manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi rnanusia tentang identitas
dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomenal
(phenomenal field). Medan
keseluruhan pengalarnan subjektif seorang manusia, yang terdiri dari
pengalaman-pengalaman Aku dan Ku dan pengalaman yang "bukan aku".
2) Manusia
berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
3) Individu
bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dasarnya -- ia
bereaksi pada "realitas" seperti yang dipersepsikan olehnya dan
dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
4)
Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri ---
berupa penyempitan dan pengkakuan (rigid ification) persepsi dan perilaku
penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
5)
Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam
kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta rnemilih
jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.
PERILAKU
MANUSIA
Perilaku
berdasar akumulasi dari sekian banyak teori dan aliran
Dari uraian
tentang konsepsi manusia menurut beberapa aliran dalam psikologi maka dapat
disimpulkan secara umum bahwa perilaku
atau aktivitas yang ada pada diri manusia (individu / organisme) tidak timbul
dengan sendirinya tetapi akibat dari rangsangan (stimulus) yang diterima
organisme bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun
prosentase terbesar perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor stimulus
eksternal. Oleh karenanya hubungan antara stimulus, organisme dan perilaku
dalam bentuk respon diformulasikan dalam bentuk S-O-R (stimulus-organisme-respons). Ini berarti bahwa dalam memberikan
respon organisme ikut aktif ambil
bagian. Pendapat lain dalam
meformulasikan hubungan natar stimulus dan respon disampaikan oleh Kurt Lewin
dalam bentuk B = f (E,O) atau Behavior,
fungsi, Enviroment,
Organisme. Pada formulasi
ini dijelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan organisme yang
bersangkutan. Sedangkan Bandura memformulasikan perilaku dalam bentuk sbb :
B: Behavior, E :
enviroment dan P : Person. Formulasi Bandura menerangkan bahwa perilaku, lingkungan
dan individu saling berhubungan atau berinteraki satu sama lain bahkan saling
mempengaruhi. Ini berarti bahwa individu dapat mempengaruhi individu itu
sendiri.
Jenis
Perilaku
Skinner membedakan perilaku menjadi
dua bagian yaitu :
a.
Perilaku
Alami ( innate
behavior ) yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir berupa refleks dan insting. Contoh dari
perilaku ini adalah; gerakan refleks atau spontan ketika tangan terkena panas
api, kedipan mata bila kena cahaya yang kuat. Perilaku ini secara otomatis digerakkan
tanpa melalui pusat susunan syaraf. Jadi
reson akan timbul seketika setiap terkena stimulus otomatis.
b.
Perilaku
Operan (operant
behavior) adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku
jenis ini dikendalikan oleh pusat syaraf atau kesadaran otak. Pada kaitan ini
setelah stimulus diterima, kemudian dilanjutkan ke otak. Perilaku jenis ini
lebih dominan dibanding perilaku alami.
Pembentukan Perilaku
a.
Pembentukan
perilaku melalui kondisioning (kebiasaan)
Perilaku
dapat dibentuk melalui membiasakan diri
dengan untuk berperilaku seperti yang diharapkan.
Misal ;
bangun pagi, menggosok gigi dans sebagainya
b.
Pembentukan
perilaku dengan pengertian (insight)
Perilaku
ini dibentuk dengan belajar kognitif disertai dengan pengertian
c.
Pembentukan
perilaku menggunakan model
Perilaku yang terbentuk dengan
menggunakan contoh atau model. Pembentukan perilaku disini dengan cara teori
belajar sosial (social learning theory)
Misal umumnya seorang anak berperilaku mencontoh orang tuanya.
Bentuk
Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap
stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
* Perilaku
tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah
respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
* Perilaku
terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar