Total Tayangan Halaman

Kamis, 11 April 2013

definisi psikologi lingkungan

Definisi Psikologi Lingkungan

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.
Dari sejarah singkat diatas dapat kita peroleh gambaran tentang apa itu psikolgi lingkungan, namun akan lebih baik jika kita melihat definisi psikologi lingkungan dari para tokoh yang telah mendefisikannya.
Gifford (1987) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai studi dari transaksi di antara individu dengan setting fisiknya. Dalam transaksi tersebut individu mengubah lingkungan dan sebaliknya pengalaman dan perilaku individu diubah oleh lingkungan.
Hardjowirogo, seorang antropolog, menulis bahwa tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Ungkapan itu telah surut menjadi sekadar penghias buah bibir. Perubahan zaman telah membawa pula fungsi mawas diri menjadi pengucapan belaka.
Heimstra dan Mc Farling (dalam Prawitasari,1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan dan memperlajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik. Gifford (1987) memndefinisikan psikologi lingkungan sebagai studi dari transaksi di antara individu dengan setting fisiknya. Dalam transaksi tersebut individu mengubah lingkungan dan sebaliknya pengalaman dan perilaku individu diubah oleh lingkungan.
Emery dan Tyrst (dalam soesilo, 1989) melihat bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interpedency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Gifford, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya, dan untuk selajutnya ingkungan akan mempengaruhi perilaku manusia.
Veitch dan Arkkelin (1995) mencoba menjabarkan lebih jauh unsur-unsur dari pengertian psikologi lingkungan. Unsur-unsur tersebut adalah perilaku manusia, perspektif disiplin ilmu, dan masalah teori/ praktek.
  1. Pada kenyataannya para ahli psikologi lingkungan ternyata tidak hanya dibatasi pada istilah perilaku manusia dalam pegertian yang kaku. “perilaku manusia” disini lebih jauh berkaitan dengan proses-proses fisiologis, psikologis, dan perilaku manusia itu sendiri.
  2. Para ahli psikologi lingkungan dalam melakukan penelitiannya ternyata juga dapat menggunakan perspektif indisipliner, dalam pengertian ilmunya maupun dengan interaksi dengan para ahlinya.
  3. Para peneliti psikologi lingkungan dalam penelitiannya pada umumnya secara simultan memadukan masalah-masalah praktis sehari-hari dengan formulasi dari teori-teori.
Jadi kesimpulan dari penjabaran diatas adalah psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang menfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagaiperjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan. Soedjatmoko, seorang ahli sosiologi, mengungkapkan harapannya untuk mengangkat mawas diri dari tingkat moralisme semata-mata ke tingkat pengertian psikologis dan historis dan mengenai perilaku manusia. Dalam hal ini beliau memberikan pengertian tentang moralisme dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh psikologis historis suatu lingkungan, tempat orang tersebut bersosialisasi dengan masyarakat binaannya.
Sementara Hardjowirogo, seorang antropolog, menulis bahwa tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Ungkapan itu telah surut menjadi sekadar penghias buah bibir. Perubahan zaman telah membawa pula fungsi mawas diri menjadi pengucapan belaka.
Sebagai contoh, tengok saja yang terjadi di zaman sekarang. Kini, banyak orang yang tinggal di dalam lingkungan baik dan religius, namun perilakunya sangat tidak mencerminkan lingkungan tempat dia tinggal. Meskipun orang tersebut sangat kenal dengan moral yang baik, belum tentu orang tersebut akan berlaku baik. Karena ternyata lingkungan sosial di zaman sekarang tidak bisa membentuk pribadi seseorang. Seseorang bisa saja tinggal dalam lingkungan pesantren yang selalu diajarkan akidah dan akhlak yang baik. Namun, sifat dasar manusia selalu penasaran dan ingin mencari kebenaran sendiri dengan mencari perbandingan sendiri.
Sumber :
Unknown, Pengantar Psikologi Lingkungan, diakses tanggal 15-Februari 2011/ pukul: 15.12, http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/pengantar-psikologi-lingkungan/
Unknown, Pendekatan Teori dan Metode Penelitian Psikologi Lingkungan, diakses tanggal 15-Februari 2011/ pukul 15.12, http://elearning.faqih.net/2009/12/pendekatan-teori-dan-metode-penelitian.html
https://psikologikelompok.wordpress.com/2011/02/15/pengantar-psikologi-lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar